CERITA DEWASA DESAHAN ISTRI MONTOK DIPERKOSA MALING PERKASA

CERITA DEWASA DESAHAN ISTRI MONTOK DIPERKOSA MALING PERKASA


CERITA DEWASA KENIKMATAN DIPERKOSA DOSEN TUBUH SEKSI, Hasrat-Bispak51 Mendadak suatu nada keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu ada dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh awut-awutan. Instingku menjelaskan ada sesuatu hal yang gak rampung ada di rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha mengendalikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat saat tampak figure asing di bawah jendela dapurku. Tampak di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastilah ia ini maling yang ingin merampas di dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya begal ini berdiri dan mengambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut dan jambangnya yang gak bercukur terlihat demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai mengintimidasi saya dengan pisau dapur itu.


Saya memang lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Menyaksikan tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali lagi ke kamar tidurku dan tutup pintunya. Tapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras menghimpit buat menutup kebalikannya maling itu terus menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tapi pekikan itu tentu buang waktu. Rumah kami yakni rumah anyar di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami merupakan Pak RT yang jaraknya kira-kira 30 rumah kosong, yang masih belum memiliki penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang berlainan yaitu bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Semenjak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut ini rumah credit kami yang baru kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan pastilah dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan lepas masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tidak berteriak-teriak sekalian mengintimidasi akan potong leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya kelihatan sapu area keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari perlengkapan. Pastinya di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapati lakban di pijakkkan jenis-jenis perabotan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku lalu mulutku sampai saya sungguh-sungguh bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tetapi itu cuma sejenak.


Maling ini benar-benar memiliki pengalaman serta berdarah dingin. Ia cuma omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tidak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia kayaknya berpikiran. Seluruhnya kulihat dalam kelumpuhan dan kebisuanku lantaran lakban yang mengikat kaki tanganku serta membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok tempat tidur sebab shock dan histeris dengan kejadian yang terjadi. Dengan lakbannya dia terus bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak sanggup apapun cuman dapat tergeletak dan berkedip di lantai. Saya lihat bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki tempat tidur. Serta pada akhirnya yang berlangsung yakni saya yang terbaring lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak nikmat. Saya panik maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Menyaksikan figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya kelihatan kuat dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada lebih kurang 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari memarahi,


"Diam nyonya cantiikk.." saat menyaksikan istriku yang kelihatan amat seksi dengan baju tidurnya yang serba mini lantaran udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya ingin makan dahulu ya sayaang.. Gak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling gak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Terlihat istriku berontak membebaskan diri dengan buang waktu. Adakalanya terlihat matanya kuatir dan ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku berniat melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Selepas makan maling itu gelatakan membukai Pelbagai almari dan laci-laci di dalam rumah. Ia gak akan peroleh apapun karena kami tidak punyai apa- apa. Saya asumsikan begitu parasnya dapat sedih lantaran kecewa. Kudengar nada gerutu. Kelihatannya ia geram.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari busana serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Karena gak mendapat apa yang dicari Maling memindah target frustasi. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sekalian mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak mencapai pakaian tidur istriku selanjutnya menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Serta yang selanjutnya tampak terekspos yakni bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang memanglah tanpa ada BH tiap-tiap jam tidur. Terlihat sekali paras maling itu terlena.


Saat ini saya sungguh-sungguh benar-benar takut. Semua Peluang dapat terjadi. Saya tonton tersedianya peralihan raut parasnya. Selepas tak mendatangkan uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa punya hak memperoleh substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan lagi melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sembari tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali tidak dapat menampik sebab kaki dan tangannyaterikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sembari Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia kian kasar. Tangan-tangannya tanpa dengan sangsi mengelus- elus dan meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota badan sensitive yang lain. Soal ini sungguh-sungguh membikin darahku menggelegak geram. Saya harus melakukan perbuatan suatu hal yang bias menyudahi seluruhnya apa saja dampaknya. Yang lantas dapat kulakukan ialah gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk dan menyepakkan ke perbatasan ranjangku. Maling itu terkaget tapi sekali-kali tidak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Gak boleh jenis-jenis. Tak boleh usik istrimu yang nikmati pijitanku,"ia membentak saya. Serta saya lalu putus harapan. Saya mustahil melakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuma batinku yang meratap insiden ini.


Serta yang terjadi selanjutnya yakni suatu hal Yang betul-betul menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya baju tidur istriku. Ia betul-betul membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Selanjutnya ia rebah rapatkan badannya di sebelahnya. Istriku terlihat bak rusa roboh dalam tangkapan serigala. Serta saat ini pemangsanya merapat untuk mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia gak dapat berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin mengetahui begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa bagian badannya tampilkan sensualitas yang benar silau tiap-tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, percakapan lengan dan pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking begitu menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa mengagumkan syahwat. Saya sendiri terheran-heran bagaimana saya dapat meminang dewi secantik ini.


Dan saat ini maling kasar itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi serta menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang Kedengarannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang ditandaskan percuma. Dengan bertambah brutal hasrat nyolongnya saat ini beralih jadi gairah binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak pernah mengandaikan bakal mencicip nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan kecupannya maling ini menyerobot ke pinggiran pinggul Fatimah dan selanjutnya naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas dan tampak kadangkala sedikit mencakar salurkan gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar sebatas gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya menjadi pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling terus melumati perut dan menjilat- jilat sisi-sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA DESAHAN ISTRI MONTOK DIPERKOSA MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini makin melesat ke pucuk. Terang bakal memerkosa istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan dengan cara cepat melepaskan T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya takjub. Maling itu punya bodi badan yang paling atletis serta menarik menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat karena keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian kuat seperti eksekutor binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar selaras sekali.


Yang membikin saya terperangah yaitu kemaluannya. kont*l maling itu demikian memesona. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan sebab kerasnya tekanan darah syahwatnya yang menyudutkaninya. Besar dan panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia serta kelihatan benar-benar cocok dalam warna hitaman pada mulanya lalu sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher serta ujungnya. Lubang kencingnya ada dari belahan bonggol yang mekar menentang. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut dan jambangan yang tidak bercukur dan busananya yang dekil langsung hilang demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia terlihat amat jantan jenis jawara.


Dalam ketakutan serta cemas istriku Fatimah lihat saat maling itu bangun dan dalam waktu cepat melepas bajunya. Demikian lelaki maling itu sungguh-sungguh telanjang saya memandang peralihan di wajah dan mata istriku. Muka dan penglihatannya terlihat kagum. Yang belumnya layu serta kuyu sekarang kasar dengan mata yang membelalak. Karena mungkin ketakutannya yang bertambah jadi atau sebab terdapatnya 'surprise' yang tampil dari figur lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Walau saya tidak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku muka jenis itu ialah muka yang didera selera birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun serta berambisi pada lelaki maling yang dengan biadab sudah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang disajikan lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, emosi serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang hebat yang menyerang semua sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang jatuh hati dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia menggapai kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku setelah itu mengulumnya.Cerpensex


Saya saksikan kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak jelas. Apa itu gerak kaki buat berontak atau mencegah kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus menggempur dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia lakukan di ke-2  tungkai kaki istriku buat memulai lumatan serta jialatan seterusnya ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu benar-benar menyengaja Jatuhkan martabatku sebagai suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di sini yang tergelintang jenis tangkai pisang gak memiliki daya cuman bisa menerawang dan menelan ludah.


Tapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya mau ketahui, jenis apa paras Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan hasrat tahuku itu nyatanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam terbaring sekalian mata gak terlepas menyaksikani tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu masuk ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Tetapi yang bikin jantungku berdetak kuat yakni geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya sekalipun tidak memandangnya jadi perlawanan seseorang yang disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku terlihat demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.


Saya menegaskan kalau Fatimah udah terbenam dalam selera seksualnya. Ia menggeliang-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling hebat dan saat ini nuraninya selalu jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Saat itu saya usaha selalu pikir positip. Jika begitu berat menampik rayuan syahwat seperti yang tengah dirasakannya. Secara perlahan serta tentu kont*lku sendiri lebih keras dan tegak lihat yangharus saya tonton itu.


Dan klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya kian diangkatnya tinggi-tinggi. Ia terlihat akan raih orgasmenya. Bukan main. Umumnya sangatlah sukar buat Fatimah mendapati orgasme. Kesempatan ini belum lagi maling itu kerjakan penetratif ia udah dekat pada pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah mencapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya dan masih tetap Diangkatnya sampai sesaat sekalian terkejat-kejat. Tampak walau tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah mau meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengutarakan begitu nikmat syahwat tengah menerpanya. Itu dia yang dapat diperlihatkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Serta si maling paham. Saat sebelum terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku serta membimbing kont*lnya ke lubang vaginanya. Berulangkali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukup besar serta panjangnya itu menembus dan ambles ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang nampaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta mengangkut-angkat bokong serta pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan insiden itu. Terutamanya bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku benar-benar terhenti oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup lakukan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Lecutan maling itu bertambah cepat serta kerap. Saya yakini jika maling itu tengah dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang makin teguh kaku tampak licin berkilat sebab cairan birahi yang membalurinya kelihatan seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya renungkan begitu nikmat menyerang istriku. Dengan situasinya yang masih tetap terlilit di tempat tidur, bokongnya kelihatan turun-naik atau mengegos menyahut pompan kont*l lelaki maling itu.


Selekasnya spermanya dapat muncrat isi rongga kemaluan istriku. Dan Kedengarannya istrikupun dapat mendapat orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia mau jemput orgasmenya yang ke dua.


Saat pucuk orgasme dan ejakulasinya lebih dekat, lelaki itu dekatkan parasnya ke muka Fatimah serta tangannya mencapai setelah itu lepaskan lakban di mulut istriku. Akan tetapi ia gak memberikannya peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menanggapi lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur masih yang berada di dekatnya. Dengan masing-masing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terlepas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tiada bimbang dan kuatir demikian terhindar tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya lihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pun mendesis istimewa, tiada pembicaraan tetapi terang, ia kembali raih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta memasukkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat luka serta berdarah.


Masih sesaat mereka pada sebuah dekapan sebelumnya kelanjutannnya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku lekas melihat spermanya yang kental banyak tumpah serta menetes dari lubang vagina Fatimah. Tidak lama mata maling itu melihati badan istriku yang kelihatan loyo.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama