CERITA DEWASA META BAHENOL KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META BAHENOL KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META BAHENOL KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak51 Seusai demikian lama saya lakoni hidup dengan 2 orang suami disisiku serta udah banyak kesenangan duniawi yang saya dapatkan, selanjutnya juga ada rasa risauku. Hati was-wasku muncul terutama jika Duta hadir dari Jakarta tengah saya tidak dapat melayaninya di tempat tidur karena kodratku selaku wanita yang penting terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali.


Tengah Mas Pujo sebab setiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar serta memahami kondisiku, sampai Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat berikan peluang pada Duta mengesankan dirinya sendiri"meniduri" diriku kalau Duta mau pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula jika Mas Pujo akan dinas luar. Ada impianku untuk menemukan alternatif peranku menjadi isteri buat mereka berdua saat tamu"jepang" itu ada. Impian itu demikian besarnya tekan jiwaku karena didorong rasa sayangku di ke-2 nya.


Sesudah mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat merealisasikan hasratku itu pada akhirnya juga ada. Secara bertepatan saya sedang mengikut arisan ibu-ibu yang teratur dikerjakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Rata-rata menjadi isteri bos saya cukup mengawasi jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, namun entahlah seusai hadirnya Duta saya jadi tambah PD dan dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu merupakan isteri orang manager menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita turunan Manado dengan Madura kulitnya tidaklah terlalu putih seperti wanita Manado umumnya namun malahan dekati mulato tetapi kelihatan bersih serta kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, serta bodinya cukup ramping kendati telah miliki anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata terlebih sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah mempunyai anak saja dan umurnya anyar 35 tahunan. Ia tergolong tak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar sampai bertambah besar dari ukuran saya. 


"Mbak Rien saat ini lebih segar lho.?" bisiknya satu saat ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku meskipun ada rasa GR  dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar jika dikantor ini Mbak termaksud orang masih semlohai (semok molek aduhai) biarpun sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Tetapi betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya mengharap.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak bila Mbak kasih tahu  sia-sia wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul ingin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, jika semata-mata ML selalu tuntas ya biasa jeng tetapi ada tekniknya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Paling sekali ya kadangkala kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Bila ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus usai ya demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan dan apa jeng Meta selalu bisa capai pucuk?"


"Itu Mbak permasalahannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Lagi"


"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang gelisah dan kebanyakan sekedar dapat menumpahkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk juga beberapa kali lho" jawabku.


Kusaksikan parasnya terlihat terpesona dan nampak rasa mau taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu bila dilaksanakan secara benar serta suka hati dapat membuat kita tahan lama muda, karena kerja hormon-hormon pada badan kita jadi maksimum" lanjutku memperjelas bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" celetukannya.


"Maka dari itu saya ngomong, biarpun Mbak kasih tahu kan jeng Meta belum pasti dapat.. Sampai.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.


"Sampai apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Juga jika jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pula belum pasti pengin" lanjutku sembari berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan usainya acara arisan, sebelumnya pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengin diskusi kujawab ya kapan pun. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu seterusnya sewaktu itu jam 19.00 malam, Duta anyar hadir dari Jakarta tengah saya kembali ada tamu jepang jadi saya dengan maksud memberikan blowjob Duta tengah Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, karena saya serta Duta hampir sudah telanjang karena itu Mas Pujo yang membawa telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,


"Ya betul, ingin bercakap dengan Mbak Rien..? Sekejap ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta mau tak mau membebaskan pelukannya padaku. Sebetulnya scenario ini saya yang buat, sebab saya mau Meta bisa main kerumah maka dari itu kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya mengusik percakapan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau lihat saja kami yang mempraktikkannya berdua. Meta ingin tahu saat saya serta Mas Pujo pengen bercinta disaksikan seseorang, kujawab jika saya cuman dapat bila orangnya itu Meta, lain tidak lagian cuman sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya. WAJIB 4D


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya telah to main saja ke rumah, kami semuanya lagi tidak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.


"Namun Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami sekedar berdua kok, tidak boleh takut kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak tetapi janji lho.. gak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya akhiri percakapan.


Selanjutnya kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang bisa terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang waktu itu hanya gunakan piyama tanpa dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan busana lumayan ketat hingga dadanya yang membusung terlihat kabur namun saya meyakini lelaki mana saja bakal ingin tahu ingin mengetahui didalamnya, lebih-lebih dengan kancing depan serta belahan dada yang cukup kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean terlihat seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho jika dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Selesai mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah pada akhirnya mengusik soal tempat tidur, Mas Pujo bisa memandang ekspresi wajah Meta yang jemu tahu jika dia mulai kepancing birahinya. Sebab pembicaraan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta serta kami tidak berkatanya secara vulgar, tiada berasa jam tunjukkan angka 9 malam, Meta was-was.


CERITA DEWASA META BAHENOL KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


"Mbak telah malam nih Meta pengen berpamitan" pintanya namun matanya tampak sayu.


"Tak boleh dahulu ucapnya mau belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna.


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo dan kucium ia dibibirnya denga mesra dan halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari merengkuhku, kami berciuman, dan sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam parasnya memandang fragmen kami, walau begitu saya melaksanakannya secara lembut dan berhati-hati sekali.


"Seperti inilah kami mengerjakannya jeng," kataku memaparkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi gak bergeser.


"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi selekasnya merapat maka duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu. WAJIB 4D


"Mbak.. Tetapi cu ma se ba.. tas metode pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.


"Ya, Mas sekedar bakal memamerkan teknik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan perbuatan semacam itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulangnya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya cukup lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai menambah laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dikerjakan di sofa area tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat dan sama sama hirup (pekerjaan bersilat lidah memanglah Mas Pujo benar-benar terampil). Sesudah nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo tingkatkan laganya dari meraba sisi luar terus lepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya ketujuan ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menuju belahan dadanya yang sekal.


Tanpa ada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyusup ke punggung Meta serta melepas kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang kuat serta melawan, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta memulai melaksanakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan langsung ke bawah pusar. Tanpa ada menampik Mas Pujo malahan memberinya peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya masih bergelayut di puting Meta, namun tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka dari itu situasi kelihatan redup serta semakin romantis.


Meta udah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya bergantung pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya telah terlihat mengacungkan sebab diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta dan menariknya kebawah maka bugil Meta masih tenang barangkali karena lihat Mas Pujo tidak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar lagi menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, ditangani demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberinya code pada Duta, ketika itu Mas Pujo udah memasukkan wajahnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya tertahan pegangan bangku maka dari itu saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang elok serta merekah merah hingga mempermudah untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kepuasan yang diterimanya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira kalau ada peralihan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak dan bles..!


"Ahh Mas saya tidak mau.. tak mau" sembari meronta namun sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, lagi Duta langsung mengancing kaki Meta karenanya Meta cuma dapat mendesis dan pengin berontak tetapi lantaran gempuran rasa nikmat yang mengagumkan dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sembari mengartikulasikanng napasnya mengincar seluruhnya otot-otot tubuhya meregang tanda-tanda orgasme hingga sampai.


Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat tidak sadar diri. Selesai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa sebab itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya kuatir sembari pengen berontak tetapi penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia tidak mempunyai daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak mau Mbak, saya ingin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menyantaikannya, sembari kukedipi Mas Pujo untuk bersiap mengambil alih statusku.


Mas Pujo merapat serta memulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sisi kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, marilah terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjajaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun kelihatan mulai berkerenyit dahinya dan tambah keras kocokannya, tanda-tanda pengin sampai orgasme karena itu cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung gantikan status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa ada memberinya peluang di Meta untuk mengontrol napas. Kucium serta kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Serta..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan seluruhnya sekalian mendelik menghentikan nikmat lantaran kocokan Mas Pujo. Selesai nyaris 1/2 jam mereka sama sama pacu selanjutnya mulai ada tanda-tandanya Mas Pujo dan Meta dapat capai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo berikan peluang untuk ambil napas sekalian terkadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo akhiri kocokannya dan mengambil kontolnya serta menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian masih tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam dan berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sembari membeliakkan mata, barangkali belum biasa namun setelah itu dijilatinya sejumlah sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, udah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya serta Duta membawa Meta pulang tengah Mas Pujo nantikan rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya anyar kali inilah merasakan multiorgasme yang sampai kini cuman impian saja. Meta sampai berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Seusai mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta tuturnya mereka tidak memikirkan wanita lain sekian lama ini sebab sebetulnya sejauh ini mereka telah berasa cukup hanya serviceku. Tetapi kemunculan Meta bikin mereka jadi berbahagia. Serta waktu 3 hari mereka berdua terus bisa memberi kepuasan Meta juga waktu hari diakhir Meta mohon nginap di rumah serta mereka main sampai 4x. Selaku isteri saya terus risau memandang keperkasaan mereka berdua, akan tetapi kemunculan Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sekarang ini akan 1 tahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tanpa ada Jhony mengerjakan ini. Meta makin rajin memiara dianya serta dia kian berbinar dia begitu mencintai Mas Pujo biarpun begitu kami semuanya berbahagia. Ada pembaca yang menjajakan kepadaku buat ML namun minta maaf saya tidak bisa dikarenakan saya cuman dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sesungguhnya gak mereka kehendaki pula tetapi karena sudah telanjur karena itu kami sependapat melanjutkan entahlah hingga kapan yang pasti kami sama sama mencintai

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama